Palembang, Detiksumsel.com — “Selamat datang delegasi dari UIN Raden Fatah Palembang, selamat datang di Washington DC USA. Disinilah rumah kita, rumahnya orang Indonesia di AS. Kami sambut baik karena inilah pertama kali delegasi dari perguruan tinggi agama yang berkunjung ke kami, khususnya dari Sumatera,” demikian disampaikan oleh Sade Bimantara, Wakil Duta Besar Indonesia untuk AS, didampingi oleh Poppy Rufaidah Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI, saat menerima kedatangan delegasi UIN Raden Fatah yang sedang melakukan perjalanan luar negeri ke USA, Jumat (23/07/2022).
Delegasi UIN Raden Fatah yang dipimpin langsung oleh Rektor Prof Nyayu Khodijah memang sedang melakukan kunjungan luar negeri dengan serangkaian kegiatan sejak 18 Juli 2022. Dijadwalkan lawatan akan berakhir tanggal 25 Juli untuk selanjutnya bertolak lagi ke tanah air.
Nyayu Khodijah dalam sambutannya menyatakan bahwa kedatangan tim ini ke Washington DC adalah untuk melakukan sejumlah agenda bersama Thunderbird School of Global Management Arizona State University (ASU), mulai dari tandatangan MoU, leadership training, though leadership program bersama Nat Geo, diskusi dengan World Bank sampai dengan ceramah dan kerjasama dengan IMAAM Center.
“Kita sedang dorong pencapaian visi internasional lembaga, karena itu kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri dan lembaga lain harus kita lakukan. Alhamdulillah semua program yang direncanakan telah berjalan lancar. Bahkan sekarang kita juga didampingi oleh Profesor Landry Signe dari ASU, yang sudah menjadi mitra kita,”ujar Rektor.
Sementar itu Poppy Rufaidah selaku Atase Kebudayaan, berharap apa yang sudah disepakati dan direncanakan akan bisa berlanjut secara konkrit. Bahkan Kedubes RI siap memfasilitasi jika ada kerjasama luar negeri lainnya yang akan dilakukan. “Jika perlu ditambah jumlah mahasiswa kita yang kuliah di AS.” Ujarnya.
Sebagai bentuk kehangatan sambutannya, Poppy mengajak delegasi Indonesia mengunjungi berbagai sudut ruangan di Kedubes RI. Gedung yang merupakan bangunan asli di AS ini dan sudah berumur puluhan tahun, masih tetap asri dan sangat sejuk. Arsitektur kayu tampak mendominasi dan tidak lupa suasana Indonesia masih terasa sangat kental.
“Pada momen tertentu kita sering berkumpul dengan WNI di sini, silaturrahmi, makan bareng, dan membuat bermacam-macam kegiatan. Ya ini adalah rumahnya orang Indonesia di AS,” ujar Poppy.
