Curah Hujan Meningkat, La Nina dan IOD Jadi Penyebabnya

- Jumat, 23 September 2022 | 15:12 WIB
Gubernur Sumsel, H Herman Deru bersama Kepala Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan, Wandayantolis SSi MSi selaku Koordinator BMKG Sumsel beserta jajaran ketika audiensi di ruang tamu Gubernur, Jumat (23/9/2022).
Gubernur Sumsel, H Herman Deru bersama Kepala Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan, Wandayantolis SSi MSi selaku Koordinator BMKG Sumsel beserta jajaran ketika audiensi di ruang tamu Gubernur, Jumat (23/9/2022).

Palembang, Detiksumsel.com -- Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam rangka Penyampaian Perkiraan Musim Hujan 2022/2023 guna antisipasi potensi bencana hidrometerologis di Sumsel melakukan audiensi dengan Gubernur Sumsel bertempat di ruang tamu Gubernur, Jumat (23/9/2022).

Dalam hal ini Gubernur Sumsel, H Herman Deru menerima langsung dan menyampaikan bahwa BMKG dapat membuat lebih detail lagi resolusi prakiraan baik skala cuaca maupun iklim, dengan fokus pada hujan dan angin yang sering membawa dampak besar.

"BMKG untuk terus menyampaikan informasi dan peringatan dini baik melalui jalur formal maupun media sosial dengan tepat waktu," ungkap Deru.

Deru menyebutkan agar BMKG menyampaikan kebutuhan perluasan jaringan pengamatan pada wilayah yang kosong dimana akan difasilitasi melalui pengadaan oleh Pemerintah Provinsi dan pemerintah Kota/Kabupaten.

"Kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI), Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) dan BMKG untuk tetap dilanjutkan, perlu disosialisakan juga agar mendapat dukungan penambahan paket melalui pemerintah daerah di Sumsel," tuturnya.

Sementara Kepala Stasiun Klimatologi Sumatera Selatan, Wandayantolis SSi MSi yang juga selaku Koordinator BMKG Provinsi Sumsel menyampaikan Prakiraan awal musim hujan 2022/2023 di mana karena adanya La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) curah hujan akan di atas normal.

"La Nina dan Dipole Mode juga menyebabkan curah hujan pada wilayah yang sempat mengalami musim kemarau bersifat di atas normal. Artinya akumulasi curah hujan lebih tinggi dari seharusnya yang terjadi selama musim kemarau," ujarnya.

Wandayantolis menerangkan dalam hal ini kemudian pada fase transisi potensi cuaca dan iklim ekstrem telah meningkat.

"Sehingga perlu antisipasi dampaknya terhadap berbagai sektor," tukasnya. (laras/pet)

Editor: Larassati

Tags

Terkini

Sriwijaya FC Optimis Menang Melawan Semen Padang

Sabtu, 30 September 2023 | 04:56 WIB

Aliansi Masyarakat untuk Keadilan Gelar Aksi Unjuk Rasa

Jumat, 29 September 2023 | 14:17 WIB

Coach Yoyo Komentari Hasil Dua Laga Akhir

Rabu, 27 September 2023 | 23:05 WIB

Sriwijaya FC Curi Poin di Deli Serdang

Selasa, 26 September 2023 | 16:38 WIB
X