Muara Enim, Detiksumsel.com -- Karet">Petani Karet Kabupaten Muara Enim keluhkan harga karet di tingkat petani yang semakin merosot dan berdampak pada perekonomian keluarga menjadi terpuruk.
"Harga karet saat ini Rp6.100 per-minggu, tidak naik-naik malah semakin turun,” ungkap Burhawi (56) warga Ujanmas pada awak media, Minggu (15/1/2023).
Padahal, sebelumnya harga karet mingguan mencapai Rp7.100 per kilogram dan harga bulanan mencapai Rp10.000 per kilogram. Itu artinya harga karet mengalami penurunan hampir Rp1.000 per kilogram.
"Saya ada kebun karet 2,5 hektar, namun diupahkan dengan sistem bagi hasil 50 : 50. Sebulan hasilnya 2,5 kwintal, kalau dijual dapat Rp2.750.000 biaya produksi Rp500 ribu per hektar total Rp1,5 juta. Jika penghasilan dikurang produksi hanya menerima sekitar Rp 1.250.000. Ini dibagi dua dengan penyadap, jadi kita hanya menerima Rp625.000 ribu per bulan, jadi tidak sesuai lagi," terang Burhawi.
Lebih lanjut, Burhawi juga membeberkan bahwa, kesengsaraan petani juga bertambah dengan harga sembako yang merangkak naik dan berbanding terbalik dengan pendapatan.
Meski begitu, dikatakan Burhawi bahwa petani tetap menyadap karet untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari, walaupun hasil yang diterima pas-pasan.
Selanjutnya ia berharap harga karet dapat kembali naik, sehingga antara biaya yang dikeluarkan masih imbang dengan pendapatan yang didapat.
"Kami berharap harga karet ke depan bisa di atas Rp10 per kilogramnya,” jelasnya.