Palembang, Detiksumsel.com -- Sepanjang tahun 2022 kasus pencurian motor atau curanmor menjadi kasus yang paling menonjol dan juga sering terungkap di Kota Palembang.
Oleh sebab itu Polrestabes Palembang akan memperluas gerakan anti Curanmor di tahun 2023 mengingat banyaknya ungkap kasus dan jumlah laporan yang masuk selama tahun 2022.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Mokhammad Ngajib mengatakan untuk mengantisipasi kejadian curanmor di Kota Palembang, pihaknya akan menggencarkan gerakan anti curanmor yang sebelumnya sudah disosialisasikan melalui Polsek-polsek.
"Tahun ini kurang lebih 70 persen wilayah hukum Palembang kami sosialisasikan gerakan anti curanmor sudah kami lakukan, targetnya tahun depan seluruh kota Palembang kompak menjalankan gerakan anti curanmor, " kata Ngajib, Jumat (30/12/2022).
Gerakan anti curanmor yang dilakukan Polrestabes Palembang meliputi sosialisasi dengan pemasangan spanduk di lokasi-lokasi rawan, memberikan gembok tambahan dan kunci kepada driver ojol, pihak minimarket, dan masyarakat.
"Gerakan anti curanmor, gerakan di seluruh Kota Palembang. Mendasari banyaknya laporan curanmor di lokasi-lokasi yang dianggap rawan curanmor. Masyarakat juga bisa menjadi polisi bagi diri sendiri, " katanya.
Masih dikatakan Ngajib, pihaknya menegaskan keamanan sepeda motor menjadi kewajiban individu.
"Kami mengimbau warga di forum RT RW untuk selalu waspada, tidak parkir sembarangan, di teras rumah, selalu sediakan kunci tambahan di sepeda motornya, " katanya.
Berdasarkan data yang dihimpun, Polrestabes Palembang menerima laporan tentang curanmor yang masuk di tahun 2022 sebanyak 327 laporan dengan jumlah kasus yang sudah diselesaikan ada 145 laporan.
Kasus kejahatan yang paling banyak di Polrestabes Palembang yakni penganiayaan berat (anirat) dengan 360 kasus, dengan penyelesaian 485 kasus.
Jenis kejahatan pencurian disertai kekerasan seperti begal, todong, dan jambret ada 141 kasus dengan 143 kasus yang diselesaikan. Sementara curat yang diselesaikan ada 484 kasus dari 352 laporan.
Untuk mencegah maraknya kejahatan karena faktor kemiskinan pihaknya akan kembali menjalankan program pelatihan komputer bagi anak-anak yang putus sekolah, kerjasama dengan Universitas Multi Data Palembang (MDP).
"Nanti tahun depan akan kita gencarkan juga program tersebut untuk menekan angka kriminalitas dari masyarakat miskin. Kita juga ingin pemuda yang mengikuti program pelatihan komputer nantinya, menggalang teman-temannya agar anti tawuran, anti balapan liar, dan anti narkoba. Saya ingin budaya tujah dan tawuran di Palembang ini hilang, " pungkasnya.