Internasional, Detiksumsel.com – Pergelaran Piala Dunia 2022 telah berlangsung selama lima hari, sejak dibuka pertama kali di Qatar, Minggu (20/11/2022).
Sejauh ini, banyak hal-hal mengejutkan yang terjadi pada penyelenggaraan ajang sepakbola terbesar empat tahunan itu. Mulai dari isu LGBT hingga kekalahan tim papan atas yang sangat tidak terduga.
Tidak hanya itu, bahkan jelang pembukaan pertandingan sepakbola terbesar itu, tuan rumah juga diterpa isu miring soal penyuapan pada tim lawan untuk sengaja kalah pada pertandingan pembuka yang digelar pada Minggu (20/11/2022).
Berikut ini, sederet fakta menarik yang telah terjadi selama berlangsungnya Piala Dunia 2022
- Kekalahan Argentina dan Jerman
Fakta menarik pertama datang dari hasil pertandingan yang mengejutkan para penonton. Argentina dan Jerman sebagai tim papan atas di Piala Dunia 2022 ini mendapatkan hasil yang kurang memuaskan pada laga perdananya di Piala Dunia 2022.
Argentina harus mengakui keunggulan Arab Saudi dengan skor 1-2. Sedangkan Jerman baru saja ditekuk Jepang dengan skor 1-2.
Kekalahan dari tim yang diprediksi keluar sebagai juara Piala Dunia 2022 lantas mengundang banyak pertanyaan dan pernyataan.
Beberapa fans dari Argentina bahkan mengungkapkan bahwa kekalahan dari klub favoritnya itu merupakan sesuatu yang direncanakan.
- Sejarah Tuan Rumah Tumbang Laga Perdana
Pergelaran Piala Dunia 2022, dibuka melalui penampilan tuan rumah Qatar melawan Ekuador, Minggu (20/11/2022).
Sayang pertandingan yang berlangsung di Stadion Al Bayt itu menghasilkan kekalahan untuk tuan rumah.
Dengan hasil itu, Qatar mengukir sejarah buruk sebagai tuan rumah pertama dalam sejarah Piala Dunia yang harus kalah pada laga pembuka.
- Jurnalis Amerika Serikat Ditahan
Fakta menarik lainnya datang dari seorang Jurnalis Amerika Serikat yang akan meliput acara Piala Dunia 2022 yang dilangsungkan di Qatar tersebut.
Akan tetapi, pihak keamanan Piala Dunia 2022 menahan jurnalis bernama Grant Wahl saat sedang melakukan peliputan di Stadion Ahmad Bin Ali, Al Rayyan.
Penahanan itu lantaran Grant menggunakan kaos bermotif pelangi yang dianggap sebagai bentuk dukungan bagi kelompok LGBT.