Palembang, Detiksumsel.com -- Setiap tanggal 21 Mei diperingati sebagai Hari Reformasi Nasional.
Hari Reformasi Nasional diperingati sebagai peristiwa bersejarah yang mengakibatkan lengsernya Presiden Soeharto dari jabatannya setelah 32 tahun menjabat.
Reformasi atau era pasca-Soeharto merupakan titik awal Indonesia terlepas dari keterpurukan, krisis moneter, dan kerusuhan lainnya.
Negara Indonesia saat itu mulai menata tatanan negara yang demokratis.
Sejarah Hari Reformasi Nasional 1998
Dikutip dari buku Basuki Agus Suparno yang berjudul 'Reformasi dan Jatuhnya Soeharto', tahun 1997-1998 merupakan fase genting bagi Orde Baru karena munculnya tuntutan perubahan.
Fase ini menjadi tonggak perubahan menuju 21 Mei Hari Reformasi.
Rentang tahun ini ditandai dengan munculnya berbagai kemelut politik. Seperti yang dikatakan O'Rourke "Penuh dengan intrik, tragedi, misteri dan kekacauan".
Tahun 1997 dijadikan sebagai titik tolak karena pada tahun tersebut terjadi krisis moneter.
Keresahan ini menjadi cikal bakal munculnya diskursus perubahan (reformasi) yang dibicarakan secara luas dan terbuka.
Pada 21 Juli 1997, kurs rupiah mulai semakin melemah akibat kemunculan orang-orang yang mencoba mencari keuntungan besar dengan melakukan berbagai spekulasi.
Puncaknya pada bulan Agustus, kondisi tersebut semakin parah akibat masyarakat yang kalut setelah Bank Indonesia gagal melakukan intervensi menjual dolar AS.
Hingga pada tahun 1998 tanda-tanda krisis semakin jelas ketika fundamental ekonomi Orde Baru mulai goyah.