Soroti Tiga Balon Cabup Cawabup Muratara

- Senin, 20 Juli 2020 | 14:50 WIB
Drs. Azkar Badri, M.Si dari Lembaga Riset Apresiasi Warga Dan Sosial (The RAWAS Institute) Yayasan Pataka di Jakarta.
Drs. Azkar Badri, M.Si dari Lembaga Riset Apresiasi Warga Dan Sosial (The RAWAS Institute) Yayasan Pataka di Jakarta.

Jakarta, Detik Sumsel - Musirawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan, Daerah Otonomi Baru (DOB) yang menginjak usia 7 tahun di Bulan Desember mendatang ikut Pilkada serentak di Indonesia.

Dalam pergelaran kontestasi ini ada tiga pasang kandidat yang sudah siap bertarung memperebutkan suara konstituen, 289.544 pemilih nanti.

Ketiga kandidat masing-masing H.M. Syarif Hidayat, pertahana yang berpasangan dengan Suryan Sofyan didukung PBB, Gerindra, PKS, PAN, Demokrat dan Golkar H Devi Suhartoni berpasangan Innayatullah mendapat dukungan Partai PDIP, Nasdem dan Hanura. Dan pasangan ke tiga H. Akisropi mantan Pejabat PLT Bupati setelah baru pemekaran berpasangan dengan H. Baikuni Anwar dari kelompok Independen.

Menurut Drs. Azkar Badri, M.Si dari Lembaga Riset Apresiasi Warga Dan Sosial (The RAWAS Institute) Yayasan Pataka di Jakarta, Pasangan Syarif Hidayat punya peluang, karena selain didukung banyak partai juga punya institusi struktural kepemerintahan sampai ke desa yang masih di bawah kendalinya sebagai Bupati sekarang.

"Masih sempat berbenah diri dan menyusun strategi dari sekarang. Tinggal lagi persoalannya bagaimana kepiawaian dan kecerdasan Team Work sebagai embrio Team Sukses nanti yang sekarang berkerja di lapangan dalam pendekatan untuk elektabilitas calon. Jangan justeru terjadi pembusukan di dalam, konstituen antipati lantaran salah pendekatan", kata mantan Peneliti Komunikasi Sosial LIPI ini.

"Ini pertarungan berat dengan pasangan Devi Suhartoni, karena pasangan ini mempunyai nilai plus di sisi lainnya", lanjutnya.

Nilai plusnya, lanjut Azkar, karena pertama, kandidat ini representasi dari tokoh muda yang diprediksikan bisa membawa daerah ini lebih maju dan sejahtera untuk keluar dari status daerah miskin. "Lebih energik, mobile, konseptual dan inspiratif untuk menyulap daerah miskin menjadi makmur, bukan sekedar Bangkit sebagai jargon, ruh atau spirit daerah baru ini", kata tokoh asal daerah ini yang juga Wakil Ketua Umum IKAMURATA Pusat dengan semangat.

Pendongkrak lainnya, Devi Suhartoni, komunikasi politiknya jalan dan cukup bagus. Baik ke kelompok muda dan kelompok tua. Sehingga bisa banyak menuai simpati dalam meningkatkan elektabilitas.

"Tambah lagi calon Wakilnya, Innayatullah seorang mubaligh kondang daerah setempat", kata salah seorang tokoh pemekaran ini.

Menurut dia, isu sentimen lokal (kecamatan) asal pasangan calon tidak banyak mempengaruhi tingkat elektabilitas. Bahkan, sentimen partaipun tidak terlalu mempengaruhi karena perhatian masyarakat tertuju kepada figur, tokoh personal calon.

“Mereka sudah belajar banyak dalam satu periode perjalanan Bupati definitif terpilih. Mungkin banyak janji-janji tidak atau belum terpenuhi. Mereka tidak mau jatuh ke lobang keduakali", kata Azkar sedikit merinci.

Sementara itu DR. Zaman Zaini, dosen program pascasarjana sebuah Universitas swasta Jakarta mengatakan Devi Suhartoni dalam pandangan masyarakat Muratara sebagai orang yang dimarginalkan/dipinggirkan karena issu yg diangkat, dia tidak diberdayakan penuh sebagai Wakil Bupati sa'at ini ketika keberlangsungan pemerintahan, tidak bisa berbuat maksimal untuk masyarakat. Isu ini akan mendulang simpati pemilih.

“Untuk pasangan Akisropi, dalam pengamatan sekarang ini tidak banyak mendapat suara dan juga tidak akan membuat pemecah suara, karena literasi pemilih sudah cukup baik", kata tokoh intelektual muda asal Muratara ini.(ril)

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X