Palembang, Detiksumsel.com – Jembatan Ampera adalah jembatan yang menghubungan hulu dan hulir yang merupakan cagar budaya Sumatera Selatan.
Nama Ampera sendiri diambil dari kata Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) yang pada saat itu menjadi slogan Bangsa Indonesia pada tahun 1960-an.
Jembatan Ampera ini memiliki panjang 1.117 meter, lebar 22 meter dengan ketinggian mencapai 65 meter dan sempat menjadi jembatan terpanjang dan tercanggih di Asia Tenggara pada masanya.
- Rencana Pembangunan Jembatan Ampera 1962
Awalnya ide untuk membangun jembatan yang menghubungkan dua daratan di kota Pempek ini sudah ada sejak zaman Gemeente (kotamadya) tahun 1906.
Baca Juga: Sejarah Jembatan Ampera Kota Palembang, Ikon Wisata Sumatera Selatan
Yang mana saat itu Wali kota Palembang diduduki oleh Lekuk Devil.
Namun, belum terwujud karena berbagai faktor dan sempat terlupakan.
Dan akhirnya gagasan tersebut kembali muncul pada saat kemerdekaan, dan anggota DPRD kota Palembang mengusulkan pembangunan jembatan disaat sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956.
- Biaya Pembangunan Awal Jembatan Ampera Senilai 30 ribu rupiah
Anggaran untuk membangun jembatan yang dimiliki kota Palembang hanya ada sekita 30 ribu pada saat itu.
Baca Juga: Kylian Mbappe Kembali Terpilih Sebagai Pemain Terbaik Liga Prancis
Sehingga pada tahun 1957 dibentuklah panitia pembangunan, yang terdiri dari beberapa pengusaha perang Komando Daerah Militer 4 Sriwijaya yaitu Harun Sohar, Gubernur Sumsel H. Bastari, walikota Palembang M. Ali Amin serta wakil walikota yaitu Indrajaya untuk meminta bantuan kepada Presiden Soekarno.
Tidak berapa lama, usulan tersebut diterima dan proyek pengerjaan jembatan dimulai pada 10 April 1962.