Palembang, Detiksumsel -- Sejumlah Santri dan Santriwati di pondok pesantren Tunanetra Cahaya Qolbu, Palembang terlihat antusias menyimak pemberian materi pemulian jenazah oleh ustad Anton Wibisono.
Anton yang juga merupakan penyandang tunanetra ini mengatakan selain diberikan ilmu cara mengkafani jenazah, ia juga memberikan ilmu tata cara shalat jenazah.
Selasa siang, detiksumsel.com sempat menengok para Santri Tunanetra Cahaya Qolbu Belajar Al-quran, Pemulian Jenazah hingga Perdalam Ilmu Kewirausahaan.
Pemulian jenazah, hanya salah satu kegiatan pembelajaran yang diberikan pengasuh. Masih banyak kegiatan bermanfaat lainnya.
Baca Juga: Terseret Pungli PTSL, Mantan Kades di OKU Bakal Berlebaran di Sel Tahanan
Kegiatan utama di pondok ini kata Anton berupa baca tulis dan hafalan Al-quran dengan menggunakan mushab tercetak dalam huruf braille.
Selain itu para santri akan dibekali keterampilan berupa massage dan produksi kelempang tunu khas Palembang dan Lembak.
"Santri kami ini ada sekitar 30 orang tapi tidak semuanya mukim disini di dalam asrama," kata Anton Wibisono, salah satu pengajar disana.
Sambut pagi bersama Al-quran
Selain kegiatan tadi, mereka para santri diharuskan memperbanyak memperdalam ilmu agama islam.
Dicontohkan Anton misalnya di pagi hari usai shalat subuh berjamaah di dalam asrama, Andi Sugianto (36 tahun) salah seorang santri dewasa dan kawan-kawan langsung membuka Al-quraan dan buku Iqra.
Baca Juga: Jaksa Tuntut Oknum ASN Dinkes OKI 10 Tahun Penjara, Atas Kasus Jual Beli Narkoba
Bukan Al-quran biasa tapi dibawah bimbingan ustad Anton Wibisono, para penghafal alquran dan pembelajar pendidikan agama islam (PAI) ini membuka lembar demi lembar Al-quran braille.
Maklum hanya mushab itu yang harus mereka ambil untuk mengaji karena Anton dan santrinya bukan orang biasa karena mereka penyandang tunanetra, tidak dapat melihat.
Untuk diketahui, Huruf Braille merupakan sistem penulisan yang digunakan oleh penyandang tunanetra.