Sekayu, Detik Sumsel – Indentik dengan binatang yang menjijikan, dan membawa sejumlah bakteri jahat serta penyakit. Ternyata Lalat, diam-diam memiliki manfaat lain. Yaitu lalat tentara hitam atau biasa disebut Black Soldier Fly (BSF) dengan nama latin Hermetia illucens. Ternyata dari 800 jenis lalat yang ada di muka bumi, BSF itulah yang merupakan jenis paling beda. BSF adalah lalat yang tidak bersifat patogen karena tidak membawa agen penyakit.
Ternyata diam-diam di Kabupaten Muba telah melakukan pengembangbiakan, untuk mengurai sampah yang ada di sejumlah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di Sekayu.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Andi Wijaya Busro, sampah telah menjadi ancaman besar kelestarian lingkungan yang dampaknya sangat merugikan manusia. Berawal dari hal tersebut, maka perlu adanya inovasi dan kreativitas terus dilakukan agar jumlah sampah di sebuah wilayah bisa ditekan sehingga tidak merugikan kesehatan manusia khususnya di Kabupaten Muba.
“Saat ini salah satu inovasi baru untuk penanganan sampah yang saat ini kami lakukan, yakni dengan menerapkan pengelolaan sampah dengan metode BSF (Black Soldier Fly) atau sering disebut Lalat Tentara Hitam,” kata Andi, disela pembukaan Peda KTNA ke XII, Senin (24/6).
Dikatakan Andi, bahwa lalat tersebut dimanfaatkan untuk membantu penguraian sampah yang ada di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah disejumlah TPA yang ada di Muba.
“Sehingga sampah organik bisa terurai dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Dengan inovasi itu, ia berharap jumlah sampah di Kabupaten Muba yang setiap hari bertambah bisa segera terurai secara alami dengan menggunakan metode BSF. Karena metode tersebut telah terbukti dan sangat efektif untuk mengurangi volume sampah di TPA, yang telah diterapkan oleh sejumlah daerah.
“Jadi metode ini bisa menjadi solusi permasalahan pengolahan sampah di Kabupaten Muba, sehingga kedepan tidak hanya untuk sampah di TPA saja, namun juga TPA sampah yang ada di desa-desa,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa metode pengembang biakan lalat tentara hitam tersebut tidak dilepas begitu saja, namun diternak atau dikembangbiakkan dalam kawasan khusus terlebih dulu.
“Pengembangbiakan lalat hitam ini untuk menghasilkan maggot atau belatung. Belatung dari lalat hitam inilah nanti yang akan bekerja untuk mengurai sampah, sehingga volume sampah akan berkurang dan mengurangi bau sampah,” jelasnya.
Menurutnya, BSF dikembangbiakkan di tempat yang disebut nursery. Setelah lalat bertelur, kemudian telur dipisahkan dan ditempatkan ditempat yang berbeda untuk proses penetasan.
Setelah menetas dan berusia lima hari diletakkan pada sampah organik.
“Setelah 10 hari, maka larva tersebut sudah dapat dipanen dan ditebarkan ke tumpukan sampah untuk bekerja mengurai sampah,” ujarnya
Sementara itu Bupati Muba H Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan, sampah merupakan limbah yang berbahaya dan sudah menjadi permasalahan global. Diharapkan dengan inovasi ini mampu mengurai sampah lebih cepat dan efisien.
“Kita berharap dengan inovasi yang baru ini, bisa mengatasi permasalahan sampah tanpa membuat pencemaran lingkungan. Sehingga metode BSF ini dinilai cukup efektif,” tutupnya. (edy)