Harga Karet Anjlok, Petani Disarankan Manfaatlan Lahan Tumpang Sari

- Senin, 29 Juni 2020 | 10:02 WIB
Pemerhati Ekonomi Sumsel, Yonada Andestari SE M.Si
Pemerhati Ekonomi Sumsel, Yonada Andestari SE M.Si

Palembang, Detik Sumsel - Harga karet alam yang anjlok dan tak kunjung menunjukkan kenaikan berdampak pada petani di Sumsel. Pasalnya, karet menjadi komoditi utama bagi masyarakat bumi Sriwijaya. Terlebih, efek dari Covid-19 membuat karet tak berharga, di petani kini hanya Rp6.000 per-Kg dan rata-rata setelah dipotong biaya produksi dan lain-lain hanya menhasilkan Rp400 ribu setiap hektarnya.

"Harga karet memang tergantung harga pasar dunia, pendemi Covid-19 memperparah turunnya harga. Karena fluktuasi harga ini bisa terjadi dimasa normal, apalagi Covid-19 yang berdampak disemua lini usaha di seluruh dunia. Belum lagi kompetisi karet dengan negara lainnya," kata pemerhati ekonomi Sumsel, Yonada Andestari SE M.Si saat dimintai pendapatnya, Senin (29/6).

Menurutnya, petani harus pintar membaca situasi ini dan mencermati harga global karena pendemi belum bisa diprediksi kapan akan berakhir. Misalnya memanfaatkan lahan yang ada dengan tumpang sari dengan masa panen lebih singkat dan dapat menghasilkan. Atau dengan memanfaatkan lahan yang tidak produktif menjadi lebih produktif.

"Pemerintah harus hadir memberikan sosialisasi dan pemahaman ini agar petani tidak menunggu harga naik dan bertahan dalam kondisi sulit seperti sekarang ini. Tumpang Sari menjadi salah satu pilihan," sarannya.

Dikatakan Yoan, tumpang sari dinilai menjadi salah satu alternatif untuk menyikapi kondisi saat ini. Dalam upaya menyelamatkan petani ditengah apatisme terhadap harga komoditi karet alam yang tak kunjung membaik.

“Di antara tanaman karet itu bisa ditanami komoditas lain, semisal kakao atau gambir atau lada. Atau tanaman yang sesuai dengan geografis dan market daerah," ungkapnya.

Yoan menambahkan, petani juga diminta untuk tidak frustasi dengan menebang pohon karet karena walau harga rendah masih bisa menghasilkan meski tidak bernilai ekonomis tinggi namun bisa menghasilkan sembari menunggu kondisi normal.

"Makanya menanam tanaman lain atau tumpang sari yang menghasilkan menjadi solusi,” ungkapnya. (Bet)

Editor: Betta Agri

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro Meletus

Kamis, 18 April 2024 | 12:24 WIB
X