Palembang, Detiksumsel -- Sumatera Selatan meraih anugerah Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) nasional tahun 2023. Kedepan daerah ini akan mengoptimalkan PSR di 8 daerah dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas kebun dan petani itu sendiri.
Usai mewakili Gubernur Sumsel menerima penghargaan di Jakarta, Kepala Dinas Perkebunan
Ir. Agus Darwa MSi mengatakan pihaknya fokus PSR di sentra produksi tanaman kelapa sawit di wilayah kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Ogan Komering Ilir (OKI), Muara Enim, Banyuasin, Lahat, Musi Rawas (Mura), Musi Rawas Utara (Muratara), Ogan Komering Ulu (OKU) dan kota Prabumulih.
Berdasar pada angka tetap statistik Dinas Perkebunan Sumsel, terdapat 21.214 Ha Tanaman Tua dan Tanaman Rusak yang layak diremajakan, belum termasuk petani yang menggunakan bibit yang tidak direkomendasi.
Baca Juga: BPS Lahat Gelar Sensus Pertanian, Sediakan Kerangka Sampel Untuk Survei Pertanian
"PSR ini menjadikan petani lebih tahu tentang budidaya sawit yang benar," katanya, Senin (27/2/2023).
Peremajaan Sawit Rakyat juga dia sebut akan ada jaminan pelaksanaan usaha sawit yang berkelanjutan. Yang tak kalah penting, PSR juga menjadikan petani berlembaga, peningkatan pada produktivitas, tumpang sari pada lahan Perkebunan, penjualan sawit dilaksanakan kelembagaan dalam kemitraan dengan PKS, Petani menjadi tertib dalam pelaksanaan pelaporan dan pertanggung jawaban dana peremajaan.
Adapun total Rekomendasi Teknis (Rekomtek) sebanyak 58.507 ha yang terdiri dari Chipping 42.851 ha dan tanam 41.403,8 ha. "Adapun produktivitas tanaman kelapa sawit sumsel 3,5 ton," ujarnya.
Baca Juga: Kekerasan Anak Panti Asuhan Viral, Polisi Periksa 24 Orang Saksi
Sementara itu, Rudi Arpian, Analis Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Ahli Madya Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan berharap kedepan untuk dana bantuan PSR lebih ditingkatkan.
Sekarang pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp.30 juta per hektar. Diharapkan katanya kedepan bisa dua kali lipat atau sekitar 60 juta per hektar. "Saat ini dana bantuan 30 juta per ha tidak cukup Karena petani harus mencari tambahan lagi baik melalui tabungan kelompok maupun melalui pinjaman Keridit Usaha Rakyat (KUR)," ujarnya.
