Indralaya, Detiksumsel.com - Hampir ratusan wali murid MAN 1 Ogan Ilir resah, pasalnya berdasarkan keputusan rapat komite 31 Juli lalu memungut Rp500 ribu setiap anak per tahun.
Dimana jika ditotal per tahun dengan jumlah murid 650-700 orang dan membayar seluruh uang untuk komite tersebut sehingga total uang yang bisa dikumpulkan sekitar Rp350jutaan
Salah satu wali murid berinisial R warga Indralaya yang merupakan tukang bentor mengeluh dengan adanya pengutan bayaran berdasarkan hasil rapat tersebut.
"Saya ini tukang bentor, anak empat perlu biaya sekolah semua. Apalagi anak saya tidak dapat kartu pintar. Katanya bisa pakai surat keterangan, tapi ada yang bilang tidak bisa juga. Jadi entahlah bagaimana ini. Banyak wali murid yang datang menggerutu, mereka sebenarnya tidak setuju tapi takut berbicara, akhirnya banyak diam saja,"ujarnya, Rabu (9/8/2023)
Menurutnya dalam pertemuan yang dilakukan dihadiri para wali siswa, pihak sekolah dan komite, Senin 31 Juli 2023 ini sempat terjadi pro dan kontra, ada yang tidak setuju dan ada yang setuju dan ada yang diam saja.
Bahkan menurutnya pihak komite sempat melontarkan kata-kata," kamu ada kartu Indonesia Pintar gak?, Ada Surat Keterangan Miskin dari Kades atau camat gak?. Tidak kan. Kalau kamu tidak ada, itu tandanya kamu tu orang kaya. Meski tetap ada pro dan kontra, pihak komite menyepakati sumbangan yang terkesan dipaksakan ini. Padahal kita kan ada dana BOS kok malah minta-minta seperti ini?," ucap Wali murid tersebut menirukan suara yang memimpin rapat waktu itu.
Menurut wali murid tersebut bahwa dari rapat tersebut, uang pungutan tersebut nantinya akan dipergunakan;
1. Kelas 10 untuk biaya keterampilan karena sudah kurikulum Mardeka
2. Kelas 10 dan 11 untuk pembiayaan jika ada perlombaan ekstrakulikuler masing-masing.
3. Kelas 12, belajar tambahan untuk persiapan masuk PTN Negeri dan Biaya Perpisahan
Sementara Wakil Kepala MAN 1 Sakatiga Bidang Humas Muhammad Abduh membenarkan bahwa memang ada hasil rapat komite yang menjelaskan bahwa setiap murid membayar biaya komite Rp500 ribu per tahun.
"Sesuai prosedur kan berdasarkan hasil rapat biaya komite Rp 500ribu. Bagi orangtua yang tidak mampu masih ada jalan keluar. Misalnya menggunakan Kartu Indonesia Pintar, PKH, KSS bahkan surat keterangan tidak mampu. Kalau uang penyetoran saat ini tidak bisa melalui rekening, karena ada perubahan specimen. Jadi penyetoran ke bendahara, cuma memang ada yang menitipkan uang ke saya totalnya Rp2. 250.000. Rencananya uang akan digunakan untuk kegiatan tabligh akbar yang mengundang penceramah nasional seperti Syeh Rasyid, Naza dari Mataram, Dery Sulaiman, dan sebagainya. Bahkan saat ini Idul Adha akan diselenggarkan pelatihan penyembelihan hewan kurban dan manasik haji,"ujarnya. (AL)